Ciri-Ciri Toxic Friend dan Bagaimana Cara Mengatasinya!

Sebagai makhluk sosial, kita pasti melakukan berbagai interaksi dengan orang lain. Tak dapat diragukan bahwa dunia luar sedikit banyak menjadi faktor yang menentukan diri kita sebagai seorang pribadi. Sepanjang hidup kita bertemu dengan berbagai jenis kepribadian.

Misalnya saat sekolah kita bertemu dengan teman yang baik dan supportif. Ada teman yang hobbynya mengejek dan membully. Ada yang biasa saja, tidak terlalu memberikan efek bagi hidup kita. berbagai macam teman harus pintar-pintar kita seleksi supaya tidak memberi efek buruk dalam kehidupan.

Ada satu jenis teman yang sudah bisa dipastikan berpotensi berbahaya atau bersifat merusak bagi diri kita. Orang seperti mereka wajib untuk dikenali ciri-cirinya supaya bisa terhindar dari pengaruh negatif yang tidak diinginkan. Orang ini disebut dengan toxic friends.

Toxic friends atau teman yang toksik, memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Negativitas: Teman yang bersifat toksik sering mengeluarkan pernyataan negatif dan mengeluh tentang hidup. Jika Anda bisa mengamatinya, maka dia seringkali mengeluh terhadap sesuatu yang memang menjadi tugasnya. Ia juga senang membesar-besarnya masalah. Tak jarang Anda mendengar kalimat dan kata kasar keluar dari mulutnya sebagai sebuah kebiasaan.
  2. Ketergantungan: Teman yang bersifat toksik sering mengandalkan Anda untuk mendukung mereka secara emosional atau finansial, tanpa memberikan balasan yang sama. Anda seringkali menjadi tempat “sampah” untuk berperan sebagai pendengar. Terkadang mereka meminta Anda membantu mengerjakan tugasnya, demi kepentingan pribadinya. Padahal jika ada masalah, dia tidak tersedia untuk Anda.
  3. Kebencian: Teman yang bersifat toksik sering menjelekkan Anda dibelakang. Terlihat baik didepan, namun sebenarnya banyak manipulasi yang ia ciptakan dan sikap yang ia tutupi.
  4. Kontrol: Teman yang bersifat toksik sering mencoba untuk mengontrol tindakan Anda atau pikiran Anda. Terkadang mereka mengarahkan pikiran dengan memberikan masukan dan pandangan dengan bahasa yang persuasif, sehingga menurut Anda itu benar. Padahal apa yang dikatakan ialah demi kepentingannya atau agar Anda terjerumus mengambil pilihan yang salah.
  5. Iri: Teman yang bersifat toksik sering iri dengan kesuksesan atau kebahagiaan Anda. Ia tidak pernah benar-benar tulus ikut senang saat Anda mendapatkan sesuatu, terutama jika ia tidak bisa mendapatkannya.
  6. Menghakimi: Teman yang bersifat toksik sering menghakimi Anda atau orang lain dan tidak menghargai perbedaan. Ia selalu senang menyalahkan orang lain, tidak fokus pada penyelesaikan masalah. Ia sering bertindah seolah menjadi korban atas apa yang terjadi.

Ingatlah bahwa teman yang bersifat toksik dapat memiliki beberapa atau semua ciri di atas. Penting untuk diingat bahwa setiap hubungan, termasuk teman, harus menyenangkan dan membahagiakan bagi kedua belah pihak.

Jika Anda merasa seperti Anda dalam hubungan yang tidak sehat, maka mungkin saatnya untuk mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan tersebut. Lebih baik kehilangan teman dibandingkan diri sendiri.

Sejatinya dalam hidup perlu tindakan yang bijak. Salah satu bentuk mencintai diri adalah dengan memilah siapa yang boleh dan tidak boleh ada dihidup kita, mempertimbangkan bagaimana pengaruh yang diberikan terhadap kita.

Setelah membaca artikel ini pastikan Anda bisa mengenali mana teman yang baik dan tidak. Bagi yang ragu meninggalkan teman toksik, percayalah ada banyak orang baik di luar sana, yang bisa memberikan kualitas pertemanan lebih baik.

Share This Post

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Percaya Diri

Mengenal Imposter Syndrom dan Cara Menghadapinya

Pernahkah kamu merasa kurang layak untuk mendapatkan suatu capaian? Atau kamu gelisah, berpikir bahwa seharusnya bukan kamu yang berhak menempati suatu posisi. Bahkan kamu merasa tidak layak mendapat pujian karena merasa biasa saja? Padahal kamu memiliki pengalaman juga capaian yang seharusnya patut dibanggakan. Jika kamu mengalami tanda-tanda tersebut, mungkin kamu mengalami Imposter Syndrom. Imposter Sindrom merupakan suatu kondisi psikologis saat seseorang merasa tidak layak atau tidak pantas terhadap suatu keberhasilan yang telah diperoleh. Lebih parah, orang yang terkena sindrom ini merasa mereka menipu orang lain seolah berpura-pura hebat untuk mengelabuhi orang lain sehingga mengira mereka lebih kompeten daripada sebenarnya. Padahal,

Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Lebih Bahagia

Berdamai dengan diri sendiri adalah suatu keadaan di mana kita dapat menerima semua hal yang telah terjadi pada diri kita, baik di kehidupan yang lalu atau dalam bentuk fisik hingga luka psikologis. Menerima suatu keadaan serta semua kondisi terhadap segala hal tentu tidak mudah untuk dilewati, apalagi jika kita memilih kekurangan yang dapat menjadikan kita sering mengalami posisi terburuk hingga mengalami bullying. Berdamai dengan diri sendiri tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan jika kita tidak merasa siap untuk melakukannya. Oleh karena itu, kita dapat atasi lebih dulu terkait kejadian atau peristiwa yang pernah dialami, karena jika diabaikan maka kamu akan